Internet

NFT Berbasis Situs Darkweb Pertama Laku Dilelang Rp24 Miliar

Lelang kepingan sejarah internet ini membuktikan hype NFT masih belum menunjukkan tanda-tanda menurun.
NFT Situs Darkweb Pertama Laku Dilelang Tor Project Setara Rp24 Miliar
Begini tampilan karya seni NFT yang didasarkan pada Dusk, Darkweb pertama di

Organisasi nonprofit pengarsipan internet, Tor Project, menggelar lelang karya seni digital pada 13 Mei 2021, yang terinspirasi situs darkweb pertama dalam sejarah bernama Dusk. Lelang ini digelar dalam format yang sedang ngetren, yakni Non Fungible Token alias NFT. Lelang itu berakhir awal pekan ini, dengan sang pemenang menebus karya digital itu seharga 500 Ethereum, setara Rp24 miliar merujuk kurs mata uang kripto ketika artikel ini dilansir.

Iklan

Tor selama ini menyediakan akses privat dan aman bagi pengguna internet yang ingin mengunjungi situs yang mungkin sudah tutup, kontroversial, atau terlupakan di rimba maya setelah belasan tahun. Platform yang disediakan organisasi tersebut juga lebih dikenal sebagai pintu gerbang bagi orang awam untuk mengakses konten-konten darkweb.

“Kami gembira karena lelang ini bisa melibatkan komunitas pengguna layanan kami untuk memiliki salah satu momen penting dalam sejarah Tor,” kata Isabela Bagueros, Direktur Eksekutif Tor Project, lewat keterangan tertulis. “Hasil lelang ini akan digunakan Tor untuk meningkatkan kemampuan Tor melampaui upaya sensor dan perbaikan sistem privasi, sehingga para pengguna terus mengakses internet secara aman.”

NFT adalah format produk turunan teknologi kripto yang makin lazim diperjualbelikan. Produknya mencakup seni digital hingga momen bersejarah internet. Contohnya, cuitan perdana CEO Twitter, Jack Dorsey, di platform miliknya berhasil dilelang setara Rp3,8 miliar.

Pendek kata, membeli NFT mirip dengan mendapat “sertifikat” kepemilikan sebuah benda digital yang sebenarnya tak perlu disimpan (toh, kalau mau berlama-lama menonton file format JPEG/PNG, siapapun cukup punya akses internet lalu mengklik save as di ponsel dan komputernya). Kepemilikan ini lebih bernilai simbolis, alih-alih memiliki sesuatu secara riil. Tapi berbeda dari sekadar dukungan bagi kreator lewat gofundme, NFT bisa dijual lagi. Menurut para peminat, nilai NFT bisa naik seiring waktu seperti karya seni di galeri. Sebab, jumlah NFT secara alamiah terbatas.

Konten NFT bisa dalam format JPEG, GIF, bahkan twit dan MP3. Pembeli akan menerima token Ethereum (semacam nomor seri) sebagai bukti kepemilikan. Sejak awal 2021, NFT merupakan tren yang terus membesar, rutin didiskusikan netizen berbagai negara.

Pembaca yang tidak familiar dengan NFT pasti keheranan melihat orang menghamburkan uangnya, untuk konten internet yang sebetulnya bisa disimpan secara cuma-cuma. Namun, bagi ribuan pembeli token unik, mereka melakukan itu untuk mendukung seniman, atau dalam kasus lelang Tor Project, menjadi bagian dari sejarah perkembangan darkweb di dunia maya.